B-CHANNEL, BANJAR- Penampilan kelompok musik KATAPEL asal Kota Bogor yang memukau, diganjar penghargaan sebagai Penyaji Terbaik 1 Musikalisasi Puisi dalam South Borneo Art Festival yang baru saja berakhir di Taman Wisata Bukit Kiram, Kecamatan Karangintan Kabupaten Banjar, Senin (19/11/18).
South Borneo Art Festival 2018 yang digelar sejak 11 November 2018 lalu itu diikuti seniman dari 13 negara di dunia dan perwakilan daerah di Indonesia. Sebanyak 7 perwakilan daerah yang ikut serta dalam acara ini yaitu Aceh, Medan, Bogor, Cirebon, Banten, Jakarta, dan Palu.
Selain dari daerah lokal, ada juga peserta dari mancanegara. Sedangkan 13 negara sahabat yang ikut serta memeriahkan festival ini diantaranya dari Jepang, Australia, dan Belanda.
Beberapa seniman besar seperti Gerald Mostar dari Belanda tampil dengan karyanya sendiri. Ada juga seniman Singapura, Mick Guileman dari CIA Australia. Seniman mancanegara ini juga tampil berkolaborasi menggabungkan komposisi musiknya dengan beberapa artis asal Jepang, Belanda, Amerika Serikat, dan Australia.
Kelompok Musik KATAPEL asal Kota Bogor membawakan dua karya musikalisasi puisinya yaitu “Pertanda” dari karya puisi Burhanuddin Soebely dan puisi kedua berjudul “Nyanyian Hutan” karya Ajamuddin Tifani. Para pemusik, yaitu M Ichbal Tawaqal (vokal dan gitar), Doni Dartafian (biola), Hakim Salman AFC (flod), Irvan Agustin Pratama (perkusi), Chairil Anwar (perkusi), Ryza Satriana Putra (gitar) dan Ristyo Pahlawan (Bas) dengan apik membawakan puisi-puisi tersebut dalam kemasan musik yang harmoni.
“Kami sangat bangga bisa tampil di event besar seperti ini, sekaligus menjadi kebahagiaan karena bisa mengharumkan nam Kota Bogor,†ujar Doni Dartafian, salah satu pemusik dari KATAPEL.
Melalui rekomendasi dan dukungan dari Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kota Bogor (DK3B), kelompok musik KATAPEL tampil gemilang dan menjadi salah satu peserta yang dianggap sangat berbakat dan menjadi potensi besar yang harus diperhatikan Kota Bogor. Bahkan, KATAPEL dinilai mampu menghidupkan perkembangan dunia seni di Indonesia.
Cakupan kegiatan serta kualitas seni dan kehidupan bersosial di ajang itu mendapat dukungan langsung dari sosok yang memiliki kepedulian tinggi terhadap seni-budaya, H Sahbirin Noor, Gubernur Kalsel.
Sahbirin mengatakan, South Borneo Art Festiv digelar dalam rangka menghidupkan dunia teater di Kalsel. Ia berujar, agenda ini menampilkan berbagai jenis budaya, cerita aransemen dalam bentuk teater yang mendukung pembangunan kualitas manusia. Karena itu, ia langsung menyiapkan tempat di Taman Wisata Bukit Karim.
“Kami menyiapkan alam di tengah hutan di alam bebas untuk melakukan pertunjukkan seni,†katanya.
Ketua Panitia South Borneo Art Festival, Edi Sutardi mengatakan, latar belakang kegiatan tersebut beranjak dari inspirasi yang sederhana bahwa selama hidup di Kalimantan harus berbuat untuk daerah.
“Agar Kalsel mempunyai event internasional dan sudah saatnya Kalsel tampil dengan menunjukan potensi budaya dan alamnya yang eksotik. Muncul gagasan untuk membuat Kiram Art Festival, namun agar lebih familiar maka dipilihlah South Borneo Art Festival,†katanya.
Selain pertunjukan, workshop seni pun menjadi bagian dari agenda rutin di setiap perhelatan tersebut. Pada 2017, kegiatannya mulai berkembang menjadi lebih besar. Di ajang itu, para tamu juga diajak berkeliling menyusuri beberapa objek wisata di Kalsel dan puncak pertemuannya di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar.
Pada malam penutupan, peserta juga diajak bersama-sama menikmati makanan yang tersaji diatas daun pisang dengan menu khas masakan Banjar. Peserta diajak makan bersama seraya menunjukan bahwa pola makan yang eksotis dan romantis. Terlebih ada ikan asin, mandai dan aneka lalapan.
Edi menambahkan, seniman mancanegara juga melakukan eksplorasi baca puisi di alam terbuka Desa Kiram. Tak hanya itu, selama kegiatan berlangsung, peserta diajak mulai senam kebugaran yang mana instruktur senam bergantian dari berbagai negara. Setiap harinya juga ada berbagai macam pertunjukan.
“Kami berharap event yang sama juga bisa dilakukan di Kota Bogor, mengingat potensi dan kekayaan komunitas seni di Bogor lebih beragam dan tak kalah kualitasnya,†tambah Irvan Agustun, salah satu penggiat kelompok musik KATAPEL. (*)
No comment