B-CHANNEL, KOTA BOGOR– Anggota DPRD Kota Bogor Atty Sommadikarya kembali naik pitam, lantaran adanya masyarakat yang mengadu. Pasien menunggu selama berjam-jam untuk mendapat tempat tidur rawat inap saat berobat ke Rumah Sakit Islam.
Pasien tersebut adalah Siti Khodijah (48), pasien BPJS PBI asal Kampung Kelapa Tiga, Kelurahan Mekarwangi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor.
Atty juga Sekretaris Komisi IV DPRD Kota Bogor itu langsung mendatangi lokasi pada Selasa (04/12/18) malam.
Menurutnya, rumah sakit harus mengedepankan sisi kemanusiaan. Apalagi ada bahasa tempat tidur sudah dibooking. Padahal, sambung Atty, saat dicek kelas 3 dan 2 masih ada kamar yang kosong.
“Itu dibuktikan oleh keluarga pasien. Harusnya masyarakat bisa dilayani secara maksimal. Mestinya ketika kelas 3 penuh, kelas 2 kosong sang pasien bisa dititipkan terlebih dahulu. Baru nanti dpindahkan lagi,” jelasnya.
Atty menegaskan bahwa rumah sakit bukanlah hotel yang berorientasi pada keuntungan semata.
“Rumah sakit itu untuk memperjuangkan nyawa seseorang. Saya prihatin dengan kondisi yang terjadi. Kita cek ruangan di kelas dua masih ada yang kosong. Yang katanya sedang dicat oleh pihak rumah sakit ternyata tidak ada bekasnya, ini kan aneh seharusnya penangan pertama harus di utamakan,” tegasnya.
Lebih lanjut, Atty meminta agar rumah sakit transparan terkait jumlah kamar yang kosong dan yang penuh.
“Harus transparan jangan sampai pasien merasa dipingpong,” ucapnya.
Sebelumnya, keluarga pasien, Desi Arsanti mengatakan bahwa keluarganya mesti mengalah lantaran ruangan telah dibooking pasien lain. Menurutnya, ia bersama Khodijah datang ke RS Islam sejak pukul 14:00 WIB, dan pasien diperiksa di IGD.
“Karena sudah nunggu lama. Iapun memberanikan diri mengecek langsung ke ruangan kelas 3, ternyata ada satu tempat tidur nomor 11 yang kosong. Ketika balik lagi ke UGD, pihak rumah sakit bilang bahwa ruangan kelas 3 sudah penuh. Sedangkan ruang yang kosong untuk pasien datang lebih dulu,” katanya kepada wartawan, Selasa (4/12).
Seharusnya, sambung dia, ketika tempat tidur pasien kelas 3 kosong, bisa ditempatkan sementara di kelas 2.
“Saat di cek ruang untuk kelas 2 ada empat tempat tidur yang kosong. Tetapi dari pihak perawat beralasan bahwa satu tempat tidur laki- laki kosong, dua tempat tidur perempuan dengan alas sedang di perbaiki dan satu sudah dibooking pasien lain. Ini kan aneh,” katanya.
Sementara itu, Wakil Direktur RS Islam Dewi Wiyana membantah bahwa pihaknya menahan pasien untuk tidak masuk ke dalam kelas 2.
“Ruangan itu sedang dicat ulang dan diperbaiki yang bocor. Jadi saat ada yang kosong langsung direnovasi. Sebab, yang namanya rumah sakit 7 hari 24 jam selalu penuh,” jelasnya.
Disinggung mengenai ruangan yang telah dibooking. Dewi menegaskan bahwa hal itu terjadi karena ada jadwal operasi atau tindakan hemodialisa. “Jadi sudah dijadwalkan sebelumnya. Kalau terkait kapan pasien masuk, itu tergantung dari pasiennya,” katanya.
Yang pasti, sambungnya, apabila kamar penuh, pasien bisa dirujuk ke tempat kosong.
“Prosedurnya kalau sudah enam jam di IGD, belum ada ruangan bisa dirujuk ke ruangan lain,” ucapnya.
Menurutnya, RS Islam memiliki ruangan kelas 2 sebanyak 14 unit, dan persatu ruangan mempunyai dua tempat tidur. Sedangkan kelas 3 memiliki 30 tempat tidur.
“Sebenarnya kami mau menambah ruangan kelas 3, tapi terkendala laham serta izin,” ucapnya. (*)
No comment