B-CHANNEL, CIAWI – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengairan Ciawi buka suara terkait ambrukbya pembangunan proyek pada bagian kontruksi dak jaringan irigasi yang belokasi di Desa Palasari, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor.
Kepala Bagian (Kabag) TU pada UPT Pengairan Ciawi, Sumartono menyebut, bahwa konsultan pengawas dalam hal tersebut tidak menjalankan fungsinya dengan maksimal.
Menurutnya, sebuah proyek pembangunan akan mencapai keberhasilan jika terdapat pengawasan yang handal terhadap jalannya sebuah proyek pembangunan yang dilaksanakan.
“Untuk urusan pengawasan pekerjaan proyek itu, sudah ada tim konsultannya yang dibayar mahal, sehingga dalam melakukan fungsinya harus benar-benar dijalankan dengan baik. Tidak asal seenaknya saja mengawasi,”ungkapnya, ditemui bogorchannel.id, Rabu (26/09/18).
Dijelaskannya, penyebab ambruknya sendiri diketahui setelah melakukan pengecekan kelapangan, dimana pada saat dilokasi melihat ada kejanggalan terhadap penahan dak beton yang hanya memakai dua tiang bambu, sehingga meminta kepada pelaksana yang mewakili kerja disitu untuk menurunkan satu tiang bambu.
Ia menerangkan, pembangunan dak biasanya menggunakan besi berdiameter 12 mm. Namun, untuk pembangunan dak atap pintu air ini sebagaimana di RAB nya memakai besi diameter 10 mm, itu berarti jika digunakan pada pengesoran dak harus memakai dua lapis besi.
“Nah, jadi kesalahannya disitu tidak memasang dua lapis, sekarang sanksinya mau ga mau harus diperbaiki kembali sebagai resiko pemborong. Soal pemakaian besi yang sekarang digunakan belum tau, karena sampai saat ini belum menerima laporan dari pihak pelaksana. Tapi, kemarin kita lihat dari foto sepertinya menggunakan besi baru, “jelas Sumartono.
Reporter : Agus Sudrajat
No comment