Tanpa Bantuan Pemerintah, Longsor Disertai Turab Ambrol Dibangun Warga Lewat Donasi


Loading

B-CHANNEL, KOTA BOGOR– Camat Bogor Selatan Hidayatullah didampingi Lurah Mulyaharja meninjau lokasi pasca bencana tanah longsor disertai turab ambrol di Kampung Warung Limus, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor.

Lokasi longsor berada tepat diatas akses jalan setapak milik SMP Madrasah Tsanawiyah Tahfid Az-Zahra. Saat ini, longsor dalam kondisi memprihatinkan dan mengancam keselamatan jiwa para siswa dan siswi Madrasah.

Selain itu, bangunan turab diketinggian 6 meter dengan panjang 16 meter persegi yang menjadi pembatas antara akses jalan berdekatan dengan Masjid milik Madrasah ambrol akibat tergerus aliran sungai Cigading.

Atas kejadian itu, aparatur wilayah merespon cepat. Seperti halnya dilakukan Camat Bogor Selatan Hidayatullah. Di lokasi tempat longsor, Camat memberi penugasan khusus ke jajaran kelurahan untuk mengawal proses usulan bantuan pembangunan. Mengingat bencana longsor tersebut sudah masuk dalam anggaran bantuan Pemkot tahun 2020.

“Soal laporan ini, saya sudah berkomunikasi dengan pihak dinas, dalam hal ini SDA (PUPR). Saya telepon  langsung kepala bidang disana. Ternyata longsor yang di Kampung Warung Limus ini sudah masuk list. Rencana bantuan  masuk di bulan Maret atau lambatnya bulan April,” kata Camat, kemarin.

Camat juga memberi apresiasi kepada pihak sekolah pemilik Yayasan, yang mana sudah berinisiatif untuk mengambil langkah lebih dulu dalam proses pembangunan turab yang ambrol, dengan melakukan swadaya melalui donasi, sehingga pada prosesnya longsor ini sudah bisa dibangun.

“Saya ucapkan terimaksih, dan sangat mengapresiasi, bahwa dalam prosesnya sudah melakukan langkah dan inisiatif demi terwujudnya pembangunan turab dan longsor. Meski begitu, kami tetap akan mendorong anggaran untuk bantuan pembangunan yang sudah diajukan sebelumnya. Tinggal menunggu waktu saja. Terpenting bagaimana ini ada solusi, untuk keselamatan bersama. Kita tau, untuk bantuan ada mekanisme yang harus ditempuh,”jelas Camat.

Ketua Yayasan juga Kepala Sekolah MTs Tahfiz Azahra Ustad Hari Salam mengaku, bahwa kondisi tanah longsor terjadi sudah sejak tahun 2018. Dan tahun 2019 terjadi susulan.

“Sudah tiga kali longsor selama musim penghujan. Dan kondisi semakin memprihatinkan, sudah darurat. Longsor semakin melebar. Saya kawatir bisa mengancam keselamatan para siswa. Selama longsor terjadi, sampai hari ini belum ada penanganan serius dan bantuan perbaikan pembangunan dari pihak pemerintah. Padahal pihaknya sudah tiga kali mengajukan bantuan melalui proposal.

“Makanya saya berinisiatif untuk bagaimana cara agar longsor ini bisa diperbaiki, meski dengan anggaran cukup besar, saya niatkan cari solusi dengan mendulang donasi melalui teman teman. Alhamdulillah, sekarang sudah bisa dibangun sedikit-sedikit. Mudah-mudahan, pengajuan bantuan bisa turun untuk menambah perbaikan pembangunan longsor dan turab yang ambrol. Saya juga berterimakasih atas dorongan aparatur wilayah seperti kelurahan dan kecamatan sudah meninjau lokasi, dan sudah direspon oleh dinas terkait. Sesuai harapan bersama anggaran bantuan bisa turun. Karena ini sudah darurat,”ungkap Hari, ditemui Selasa (18/02/20).

Lanjut Hari mengatakan, donasi pembanguna turab, yang masuk sampai hari ini sebesar Rp 15 juta. Dana tersebut sudah diserahkan ke bagian pelaksana pembangunan dalam hal ini konsultan dan pembangunan sudah dimulai sambil menunggu anggaran bantuan dari pemerintah.

“Saya niatkan ini untuk keselamatan bersama. Kalau tidak segera mengambil langkah kemungkinan longsor semakin parah. Kemarin saja siswa hampir ada yang terjatuh. Makanya saya segera ambil langkah untuk mencari dana melalui donasi. Yang penting bisa diperbaiki dulu, meski harus sabar. Karena membutuhkan biaya cukup besar,”pungkasnya. (Er/bc)

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *