Lagi, Tembok Penahan di Mall Boxies Ambruk, Pimpinan DPRD Panggil Pengembang Proyek


B-CHANNEL, KOTA BOGOR– Perwakilan pihak pengembang pada Mall Boxies di kawasan Tajur, Kecamatan Bogor Timur menemui pimpinan DPRD Kota Bogor, untuk memberi penjelasan terkait ambruk bangunan tembok pada bagian penahan tanah sekaligus pembatas antara Mall Boxies Tajur dengan pemukiman warga sekitar  Kampung Sukajaya, Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur. Sebab, insiden ambruknya penahan bukan kali pertama, namun  sudah terjadi sampai dua kali ambruk.

Pertemuan dihadiri langsung Ketua DPRD Kota Bogor Atang Trisnanto, Wakil Ketua Jenal Mutaqin dan Eka Wardhana. Pimpinan DPRD juga menghadirkan Kadis PUPR Chusnul Rozaqi dan jajaran pihak Kecamatan Bogor Timur.

Hasil daripada pertemuan yang membahas berbagai persoalan, Ketua  DPRD Atang Trisnanto menyampaikan, bahwa berdasarkan keterangan hasil pihak mall Boxies Tajur, dua kali kejadian ambruknya tembok tersebut dikarenakan tidak mampu menahan debit air yang cukup tinggi dibagian atas.

“Tembok penahan tanah itu ambruk dikarenakan tidak mampu menahan debit air dari atas, dan tidak mampu disalurkan ke sungai, sehingga tembok pembatas itu ambruk. Pihak mall Boxies mengatakan bahwa sedang dilakukan penataan drainase dan kolam resapan ataupun lintasan air disana,” kata Atang usai pertemuan kepada Wartawan di Gedung DPRD Kota Bogor, Selasa (17/12/19) malam.

Kendati begitu, Atang mempertanyakan, soal pembangunan yang dilaksanakan pihak Mall Boxies apakah sudah sesuai memenuhi kaidah stuktur dan fisik bangunan serta sesuai aturan perizinan maupun rekomendasi saran teknis dari dinas instansi terkait.

“Kalau sudah memenuhi, maka harus diantisipasi agar tidak terjadi kembali ambruk tembok penahan tanah. Kami meminta Dinas PUPR harus segera turun ke lokasi dan melakukan pemeriksaan. Setelah itu, dinas harus mengeluarkan rekomendasi yang berisikan apakah aktifitas pembangunan dihentikan dulu atau boleh dilanjutkan. Tapi supaya tidak terjadi kembali peristiwa serupa, maka harus diperiksa intensif. Dua kejadian ambruknya tembok seharusnya menjadi perhatian pihak Boxies, dan seluruh aktifitas pembangunan harus dihentikan total. Tapi kenyataannya pembangunan terus dilanjutkan,” jelas Atang.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Jenal Mutaqin mengatakan, pihak mall Boxies sudah mengakui bahwa terjadi ambruknya tembok itu dikarenakan debit air yang sangat tinggi. Tapi kenyataan dilapangan bahwa tidak ada kolam redapan ataupun saluran pembuangan air. Untuk itu perlu dilakukan investigasi dan penelusuran, apakah pembangunannya sudah sesuai aturan.

Dalam perencanaan Amdal, dikatakan Jenal, dari konsultan dan pihak dinas terkait juga memberikan rekomendasi. Tadi informasi dari Dinas PUPR belum memberikan informasi soal itu dan akan mengevaluasi perencanaan soal kolam resapan.

“Dinas instansi terkait harus memeriksa secara keseluruhan bangunan bangunan di mall Boxies, untuk mengetahui apakah pembangunan yang dilaksanakan sesuai dengan perencanaannya. Kita meminta agar dilakukan pemeriksaan langsung ke lapangan untuk melihat pembangunan disana, apakah terjadi pelanggaran atau tidak disana,” tegasnya.

Konsultan secara komprehensif pasti sudah menghitung seluruh volume ataupun hasil pembangunan disana. Ketika terjadi peristiwa itu, maka ada sesuatu yang tidak tepat. Sedangkan untuk menghentikan aktifitas pembangunan itu dilakukan oleh Satpol PP dan itupun harus jelas, apakah ada kesalahan ataupun pelanggaran dalam pembangunannya.

“Kalau secara prinsip, DPRD meminta agar aktifitas dihentikan dulu, agar tidak terulang kembali peristiwa serupa. Kami minta dinas segera memeriksa kesana,” tutupnya. (Er/bc)

No comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *