B-CHANNEL, KOTA BOGOR– Wakil rakyat DPRD Kota Bogor Hj. Sri Kusnaeni belum lama ini melakukan kunjungan warga korban gusuran proyek pembangunan rel Kereta Api ganda (double track).
Sri Kusnaeni mengatakan, ada sebanyak 12 keluarga terkena dampak proyek double track yang kini pindah ke wilayah Kelurahan Rangga Mekar, Kecamatan Bogor Selatan.
“Iya, ada kurang lebih 12 keluarga yang secara mandiri membeli tanah rata-rata seluas 45 meter persegi, dan membangun rumah ala kadarnya,”kata Sri, kepada bogorchannel.id, Selasa (29/12/20).
Sri mengungkapkan, keberadan mereka disana jauh dari pusat perkotaan, bahkan untuk menuju ke tempat mereka, harus melalui jalan terjal yang naik turun.
“Jadi, untuk menuju tempat mereka disana itu melalui tanah bebukitan dan di belakang sana ada aliran sungai. Bisa dibayangkan perjuangan mereka untuk menempati area tersebut. Untuk beli tanah dengan lokasi yang mudah dijangkau, tentu kami tidak mampu, ya yang kami mampu disini,” tuturnya.
Lanjut Sri juga politisi PKS ini mengatakan, kondisi lahan baru disana memang terjal, seperti membabat hutan, mirisnya disana juga belum ada saluran air PDAM, juga belum ada saluran air (drainase).
“Mereka menumpahkan harapannya agar bisa segera diberikan akses air PDAM dan pembangunan drainase yang memadai agar saat turun hujan tidak terjadi banjir,”kata Sri.
Sri meminta, pemerintah kota (Pemkot) harus serius untuk bisa merealisasi harapan mereka yang selama ini sudah sangat bersabar, kehilangan rumahnya dengan adanya Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan double track .
Sementara itu dihari yang sama, Sri melakukan pemantauan pembangunan jembatan. Dimana sebelumnya jembatan tersebut merupakan aspirasi dari warga.
“Soal jembatan, saya sampaikan aspirasi ini melalui laporan reses. Alhamdulillah kini bisa direalisasikan. Wilayah RT 03, Kampung Nangrang Rangga Mekar yang selama ini “terisolasi” dari RT lainnya. Sulitnya akses menuju RT sebelah karena dibatasi oleh Sungai Cipetir.
“Sungai ini relatif tidak besar, tapi memisahkan antara RT 03 dan RT 01 dalam satu wilayah RW yang sama. Warga dari RT 03, jika hendak ke RT lainnya harus melewati area tersebut dengan berjalan kaki melalui sungai dengan penghubung ala kadarnya. Pun sebaliknya. Termasuk ketika hendak datang ke Majelis untuk menuntut ilmu, juga rutinitas bekerja. Namun sekarang pembangunan jembatan sudah bisa dilalui warga untuk beraktivitas kembali,”tutur Sri.
Salah seorang warga setempat, Nur, yang biasa bolak balik melewati wilayah tersebut untuk bekerja sebagai asisten RT, mengaku berbahagia dengan pembangunan jembatan ini.
“Semoga warga makin produktif dalam amal amal kebaikan,”ucapnya.
Reporter: Erry Novriansyah
No comment