Rezeki, Syukur dan Rumitnya Manajemen Ilahiah


B-CHANNEL, KOTA BOGOR– Selama hidup di dunia, manusia selalu dihadapkan pada situasi yang kompleks. Friksi dengan tetangga, masalah di tempat kerja, politik rumah tangga, atau minimnya uang belanja. Yang terakhir rasanya dominan menjadi sebab utama permasalahan. Mayoritas manusia akan tertunduk saat tidak memiliki uang. Entah itu karena sedih atau marah. Sederhana tapi rumit, dan itu didasari nafsu yang dibarengi dengan pendeknya akal yang mengkerdilkan makna rezeki.

Definisi rezeki lebih luas daripada sekedar materi. “Bisa tidur dengan nyenyak, bangun dengan badan sehat, bisa bertemu orang lain, rasa aman, nyaman dan banyak hal lain sering tidak disadari oleh kita bahwa itu bagian dari rezeki yang tak ternilai,” ungkap KH. Endang Dimyati disela-sela syuting kanal youtube Menuju Hijrah TV.

Semua orang pasti tahu teori itu hanya saja cuma sedikit yang memahami kemudian menjalankan dengan hati yang menunduk.

Rezeki merupakan salah satu pengejawantahan sistem ilahiah yang sangat rumit, kadang tidak bisa dijangkau akal. Matematika memang berguna tapi jika dikaitkan dengan rezeki maka dia buntu. Tidak ada rumus yang bisa mengkalkulasi nilai rezeki karena jaminannya langsung datang dari Allah. Lalu bagaimana cara hidup tenang tanpa uang yang sering dianggap sebagai bentuk rezeki paling indah? Menurut KH. Endang Dimyati atau yang lebih akrab dipanggil Wa Endang, kuncinya ada di rasa syukur.

“Bercita-cita boleh saja karena manusia dianugerahi akal. Menjadi kaya juga tidak salah tapi ketenangan datang setelah kita mensyukuri segala sesuatu dalam hidup. Bersyukur setiap saat, jangan pernah terlewat,” jelasnya.

Bersyukur erat kaitannya dengan bahagia. Bahkan pada tahun 2005, American Psychologist pernah melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa hanya dengan bertindak dan berpikir bersyukur, mampu meningkatkan 10 persen kebahagiaan dan menurunkan 35 persen gejala depresi hingga jangka waktu 3 sampai 6 bulan lamanya.

Maka dari itu, kita sebagai makhluk fana wajib mengingat kebesaran Allah, dan cara yang paling murah adalah dengan bersyukur. Tentu itu semua harus diawali melalui memperluas penerimaan. Belajar menerima apapun yang terjadi dalam hidup. Hari ini kita tidak punya uang, terima. Tentu setelah berikhtiar semampunya. Bulan depan mendapat rezeki seratus juta, terima, dengan catatan tidak boleh sombong dan jangan lupa berbagi. Karena sejatinya manusia tidak bisa hidup menyendiri. Hari ini kita sedih, terima karena tanpanya tidak akan pernah ada bahagia. Lusa kita senang, tularkan pada orang-orang seraya mengucap alhamdulillah.

Oleh : Rizza Hujan

No comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *