Pj Wali Kota Bogor Inspeksi Lokasi Bencana di Bogor Selatan dan Tanah Sareal


BOGORCHANNEL.ID– Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari melakukan inspeksi ke lokasi bencana longsor serta rumah ambruk di RT 004/008, Kelurahan Bondongan, Kecamatan Bogor Selatan dan longsor Tembok Penahan Tanah (TPT) di Jalan Raya Cilebut, Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, kemarin.

Dalam tinjauan itu Hery Antasari didampingi Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor Hidayatulloh, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Dani Rahadian, Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman (Perumkim) Kota Bogor Juniarti Estiningsih, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Bogor Rena Da Frina, serta Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bogor Rahmat Hidayat.

Penanganan tanggap darurat pada longsor dan rumah ambruk milik Ma Acih yang dihuni dua kepala keluarga (KK) dan tiga jiwa di RT 004/008 Kelurahan Bondongan dilakukan dengan memasang terpal, pembersihan lokasi dari puing-puing dan membongkar sisa material yang bisa membahayakan warga sekitar oleh BPBD bersama petugas gabungan.

Hery Antasari mengatakan, dari sisi prosedur BPBD Kota Bogor sudah sangat berpengalaman dalam melakukan mitigasi dan penanganan kebencanaan.

“Termasuk juga apa yang sudah dilakukan dari unsur kewilayahan, Dinsos, semua, termasuk unsur media, dalam rangka kita menyebarluaskan informasi kepada masyarakat untuk kewaspadaan dan kesiapsiagaan serta penanganan yang dilakukan oleh Pemkot Bogor,” katanya.

Mengenai sistem peringatan dini atau Early Warning System, seharusnya bisa dilakukan untuk mengantisipasi ataupun meminimalisir dampak bencana.

Namun meski itu sudah berjalan, kata Hery Antasari, peristiwa bencana, musibah, seringkali terjadi diluar dari apa yang sudah diprediksi.

“Sehingga yang terpenting adalah bahwa tidak ada korban jiwa dan kalaupun ada korban luka, (di lokasi longsor dan rumah ambruk) ada satu (pemilik rumah mengalami luka) itu sudah ditangani dengan baik. Alhamdulillah sudah baik-baik saja, saya tengok tadi (di tempat relokasi sementara),” ujarnya.

Setelah memastikan kondisi warga yang terkena bencana ditangani dengan baik, Hery Antasari menyalurkan bantuan berupa paket sembako dan juga uang tunai untuk membantu meringankan apa yang dialami korban bencana.

Sementara itu, di lokasi TPT Longsor di sisi aliran Sungai Cisadane, Jalan Raya Cilebut, Kelurahan Sukaresmi, Hery Antasari melakukan inspeksi terhadap peristiwa bencana yang berdampak pada menyempitnya akses mobilitas kendaraan di Jalan Raya Cilebut, yang menyebabkan kendaraan dari arah Jalan Sholeh Iskandar, Kota Bogor menuju Stasiun Cilebut, Kabupaten Bogor harus bergantian.

“Ini akses dua daerah yang sangat krusial, sehingga ada potensi bila tidak ditangani segera maka ini akan menjadi bencana lanjutan, akan semakin tergerus badan jalan, yang dikhawatirkan lama-lama jalur ini putus,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi agar tidak terjadi longsor susulan, BPBD Kota Bogor sudah memasang terpal untuk menghalau air hujan agar tidak langsung mengenai tebing.

Penanganan tanggap darurat juga dilakukan dengan membersihkan puing di lokasi agar tidak menyumbat aliran air sungai Cisadane.

Selanjutnya, dalam upaya penanganan secara permanen, Pemkot akan mengirimkan surat kepada pihak Provinsi Jawa Barat. Sebab, akses jalan dan TPT berada dibawah kewenangan Provinsi Jawa Barat.

“Iya, jadi kami akan berkirim surat ke untuk penanganan bersamanya ini seperti apa,” katanya.

Peristiwa bencana alam di Kota Bogor lanjut Hery, terjadi di beberapa titik di Kota Bogor. Ia pun menegaskan dalam melakukan antisipasi ataupun penanganan Pemkot Bogor hadir di tengah masyarakat.

Ia mengapresiasi peran dari wilayah, BPBD, PUPR serta berbagai dinas teknis lainnya. Namun pihaknya menyadari dalam melakukan penanganan dan penanggulangan untuk jangka panjang perlu dilakukan pembahasan dan koordinasi lebih lanjut, karena hal teknis dan kewenangan yang perlu dikoordinasikan.

Seperti halnya penanganan warga terkena bencana atau warga di lokasi rawan bencana dengan dilakukan relokasi ke tempat permanen, Hery Antasari mengatakan bahwa itu tidak bisa dilihat satu persatu, namun lebih dari itu perlu perencanaan secara menyeluruh untuk penataan yang lebih besar.

“Kalau jangka panjang tentu kita terus berupaya menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan kegiatan dan membangun di bantaran sungai. Yang sudah okelah sudah, nanti coba kita cari solusi. Tapi untuk ke depan kalau bisa kita tidak lagi (tinggal dan mendirikan bangunan) di bantaran sungai karena berisiko. Itu saya kira yang terbaik untuk jangka panjang dan jangka menengah,” katanya. ***

 

Comments are disabled.