B-CHANNEL, BOGOR– Tiga orang siswa kelas 3 Sekolah Menengah Sekolah Alam Bogor berangkat menuju Lombok. Mereka siap “tawuran” membantu korban bencana gempa bumi yang terjadi di bumi seribu masjid tersebut.
Jika tawuran diidentikan dengan kenekatan seorang siswa menghadapi bahaya, maka Zahra, Naufal dan Sakina, ke tiga siswa tersebut; adalah anak-anak super nekat. Bagaimana tidak, di saat orang-orang menjauhi marabahaya gempa bumi, mereka justru menghampirinya.
Padahal pada saat yang sama mereka tengah mengikuti program magang. Beruntung, pendamping magang mereka mengijinkan. Bahkan, Naufal baru mendapatkan ijin dari tempat magang jelang tengah malam.
“Alhamdulilah dapat izin dan akhirnya bisa berangkat meski tiketnya menjadi lebih mahal,†cetus Naufal.
Selasa (07/08/18), mereka sudah berada di Lombok, tepatnya Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, salah satu desa yang terdampak gempa paling parah. Ditemani pendamping Arif Rahmawan dan Fahmi, mereka bergabung dengan masyarakat yang tinggal di pengungsian dan membantu korban bencana.
“Setiba di lokasi, kami mendirikan tenda untuk menata perlengkapan pribadi kami. Setelah itu, kami berkeliling desa untuk observasi dan mengambil data,†ujar Zahra.
Zahra, ia dan dua rekannya bersama pendamping ingin mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk membantu warga.
Hampir semua warga, lanjut Zahra, belum berani menempati rumahnya karena gempa susulan masih sering terjadi.
“Di beberapa titik, kami membantu warga yang berusaha mengamankan bangunan yang berpotensi roboh. Kami robohkan sekalian agar tidak membahayakan warga,†ceritanya.
Pengalaman luar biasa dialami Naufal. Siswa SM SAB ini bersama tim kemanusian SALAM AID diminta warga untuk mengantarkan sayur mayur sumbangan warga Sembalun untuk warga di Lombok Utara.
“Ini luar biasa menurut saya. Di tengah bencana, warga di Sembalun masih memikirkan saudara-saudaranya di Lombok Utara yang memang kekurangan logistik,†cerita Naufal.
Sementara itu, menurut Arif, fokus pembukaan Posko Sekolah Alam Bogor di Lombok antara lain melakukan program trauma healing yang terfokus pada anak-anak.
“Sampai kami akan berada di Lombok sampai Idul Adha nanti, sampai proses qurban disalurkan di sini,†ucapnya, kepada Media Online ini, Kamis (09/08/18).
Cerita Zahra, Naufal, dan Sakina masih akan beranjut di bumi Lombok. Tiga pelajar ini, siap melakukan misi dan aksi kemanusian di Lombok dalam beberapa hari ke depan.(*)
No comment