B-CHANNEL, CIAWI – Penggunaan kotoran ternak secara teratur dapat memperbaiki struktur tanah. Karenanya, pupuk kandang memiliki fungsi yang esensial dalam mempertahankan kesuburan lahan agar mampu mendukung produksi tanaman secara maksimal serta berkelanjutan.
Demikian disampaikan Peneliti Balai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi, Bogor, Prof. Dr.Sofjan Iskandar dalam keterangannya saat mengisi acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Budidaya Kambing dan Domba serta Bimtek ayam kampung dan itik master diperhelatan besar Spekta Horti 2018 yang digelar Puslitbang Holtikultura di Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa), Lembang, Bandung, Jawa Barat,Kamis (20/09/18).
Menurutnya, idealnya suatu sistem produksi yang terintegrasi antara ternak dengan tanaman hortikultura pada satu sisi dapat menjamin ketersediaan pupuk organik dengan biaya yang kompetitif dan bisa mendukung berkembangnya usaha produksi ternak.
“Kelangsungan dan berkembangnya sistem produksi ternak-tanaman hortikultura akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan sistem dalam menyediakan pakan bagi kebutuhan ternak, “katanya kepada bogorchannel.id
Ia menambahkan, tantangan utamanya sendiri terletak pada potensi sumber pakan yang ada pada sistem yang dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga muncul hubungan komplementer yang kuat antara tanaman dengan ternak.
“Hubungan komplementer ini, bisa meningkatkan atau mempertahankan produktivitas tanaman, kesuburan tanah dan menyediakan pakan bagi produksi ternak, dimana komoditas yang dikelola dalam satu sistem produksi secara integratif merupakan prinsip dasar sistem produksi tanaman-ternak.
“Sistem ini, pada dasarnya telah banyak diimplementasikan oleh petani dengan intensitas keterpaduan yang beragam, “ungkapnya.
Sementara, Peneliti Balitnak Ir. Dwi Priyanto menyatakan jika konteks integrasi tanaman terbuka sangat berpeluang untuk semua jenis komoditi ternak dan potensi terbesarnya adalah bagi ternak kambing dan domba. Namun demikian, pemilihan jenis ternak yang akan dikembangkan juga perlu diperhatikan karena memiliki arti penting yang harus disesuaikan dengan kondisi dan ketersediaan faktor produksi lain seperti lahan.
“Ternak kambing dan domba memang bisa jadi pilihan utama, pasalnya selain memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi pada berbagai tipologi klimat, juga memiliki tubuh relatif kecil, jadi lebih sesuai untuk usaha produksi dengan lahan terbatas, “tuturnya.
Dijelaskannya, pola makan ternak kambing maupun domba memiliki potensi keuntungan komparatif dibandingkan dengan jenis ternak lainnya.
“Intinya, pola intregasi hortikultura dengan ternak kambing dan domba akan memberikan efisiensi usaha dan keberlanjutan usaha tani yang pada akhirnya nanti akan meningkatkan pendapatan petani, “terangnya.
Reporter/Foto : Agus Sudrajat
No comment